APA KATA DOKTER TENTANG GURAH VAGINA
Kencangkan Otot Atau Mempersempit Vagina
CUMA JANJI MULUK
Oleh : Zul/Budi
Bayangan orang tentang citra dukun, cenayang atau lebih
akrab dengan sapaan paranormal berkedok apapun bentuknya, yang sebelumnya
mempunyai image seram dan misterius telah hilang ditelan jaman. Dengan beragam
menu mereka menebar janji pada masyarakat. Ada yang memburunya namun tak sedikit yang
sinis, lantaran aksinya dianggap tak masuk akal.
Seiring dengan kemajuan teknologi, ingatan orang mengenai
asap kemenyan, bunga-bunga serta ruangan yang remang-remang sebagai ciri khas
dukun telah memudar. Sebagai gantinya, mereka menawarkan sajian yang membuat
masyarakat malah makin kepincut. Padahal dibalik menu yang ditawarkan, tersisa
berbagai misteri yang kadang justru menyesatkan.
Kendati demikian, produk yang ditawarkannya tetap tak
berbeda dengan yang selama ini dikenal di dunia perdukunan, yang dikemas dengan
simbol-simbol berbau magis yang telah dikenal secara luas melalui mitos-mitos
lewat kostum yang dipakai dan nama produk yang ditawarkannya.
Satu diantaranya adalah gurah vagina. Pada dasarnya padanan
gurah sendiri mengalir dari istilah jawa untuk membersihkan lendir yang ada di
hidung. Entah siapa yang menerapkan, tiba-tiba istilah gurah dipakai dalam
padanan vagina yang kemudian populer hingga kini. Jadi dari makna awalnya saja
sudah keliru, apalagi dalam prosesinya.
Menurut seksolog Dr. H. Bambang Sukamto DMSH, bahwa Gurah
vagina yang bertujuan membersihkan kotoran yang kini umum dilakukan, dengan
cara menyemprot atau menggunakan cairan yang kebanyakan tidak dikenal dalam
dunia medis adalah hal yang sangat membahayakan.
Cairan yang dimasukan dalam vagina akan merubah suhu dalam
vagina. Bila itu terjadi maka kuman yang tadinya normal akan menjadi berbahaya,
karena lingkungan vagina sangat rentan dengan perubahan suhu. Kondisi asam
basah dalam vagina pun akan terpengaruh. “Jadi gurah vagina itu secara medis
tidak bisa diterima, karena bisa membahayakan kesehatan pasien,” ungkap
Bambang.
Ditambahkan bahwa dalam keadaan normal, vagina mempunyai
mekanisme membersihkan kotoran sendiri. “Kalau ada kuman atau kotoran maka
secara alamiah kotoran itu akan keluar sendiri,”lanjutnya.
Dengan keluarnya cairan vagina itu maka kuman-kuman akan
ikut keluar. Dalam hal ini, wanita dianjurkan untuk menjaga kebersihan.
Misalnya, tiap habis buang air kecil dianjurkan untuk mengunakan sabun yang
berguna untuk mensterilkan kuman-kuman. Atau saat haid harus rajin ganti
pembalut.
“Jadi tidak perlu didorong-dorong atau disemprot maupun
digurah. Secara otomatis cairan itu sudah akan terdorong secara terukur. Kalau
ada keluhan, katakanlah timbul rasa nyeri, gatal, keputihan paling yang lebih
bijaksana adalah memeriksakan ke dokter genekologi. Nanti mereka menentukan
cara pengobatan mana yang paling cocok. Bukan langsung main gurah,” papar
Bambang.
Ditambahkan bahwa dampak dari dorongan cairan yang di
semprotkan itu bisa masuk kerongga perut. Gawatnya hal itu makin berbahaya
karena bisa menyebabkan radang panggul dan penyakit lain yang lebih serius.
“Kalau perlu dilakukan tindakan pembersihan vagina, harus
dengan pertimbangan dokter genekologi. Hal itupun dilakukan jika ada
tanda-tanda infeksi dan memerlukan pengobatan dan semua harus dengan pengawasan
dokter genekologi. Bila itu yang terjadi, terapi itu sudah diperhitungkan
secara medis alias bukan sekedar membersihkan,” lanjutnya.
Dikatakan bahwa sekarang yang banyak ditawarkan adalah
hal-hal yang muluk-muluk. “Membuat vagina bersih, membuat vagina harum secara
medis itu tidak masuk akal. Itu semua berbau promosi dan keluar dari kenyataan.
Kalau pun ada yang merasa sembuh maka itu hanya sugesti,” lanjutnya.
Gawatnya, menurut Bambang bahwa mungkin saja aromanya harum,
namun dampak dari aroma itu membuat banyak hal yang bisa merugikan dan
membahyakan kesehatan.
“Jadi kalau ada yang merasa terbantu itu karena sugesti.
Lebih banyak karena faktor kebetulan karena tidak terjadi sesuatu. Sebaliknya,
kalau terjadi sesuatu, seperti merebaknya kuman di dalam vagina, siapa yang
bertanggungjawab?”kata Bambang.
Bahkan jika kuman naik ke rongga panggul akan sangat
berbahaya. Bukan mustahil menimbulkan radang dirongga panggul, yang hanya bisa
disembuhkan melalui operasi.
Sementara itu membuat perawan kembali seperti yang laris
diklankan, secara medis hanyalah sejenis imen operasi mempertautkan lagi
selaput dara.
“Sebenarnya kalau dikatakan keperawanan tetap saja tidak
perawan. Jadi operasi keperawanan itu ada, tapi hilangnya keperawanan karena
hubungan kemudian mengembalikan keperawanan dengan cara operasi, sebatas
mempertautkan selaput dara hingga terkesan lebih sempit alias terkesan utuh,”
terang Bambang.
Dalam hal ini, Bambang cukup menyesali iklan yang bombastis,
yang banyak menebar janji mampu membuat kembali perawan atau dengan gurah
vagina, namun faktor risiko kenapa tidak disinggung.
Servis keperawanan hanya bisa dilakuakan melalui operasi.
Sementara gurah vagina, adalah cara yang tidak aman karena berisiko. Cara itu
juga tidak benar secara medis. Banyaknya peminat terapi itu berangkat dari
pengetahuan yang salah. Seharusnya mereka jangan keluar dari jalur medis.
Sesuatu metode secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan karena sudah melalu
serangkaian percobaan, untuk kemudian disimpulkan menjadi metode yang benar dan
aman.
Senada juga di paparkan dr. Dwiana Ocviyanti, SPOG, Ahli
Obstetri dan Genekologi RSCM, yang ditemui Exo Selasa (11/11), menyoal maraknya
klinik gurah vagina tradisional.
Menurutnya secara medis praktik tradisional itu belum
teruji. Meski demikian ada gurah vagina yang berbahaya dan ada juga yang tidak
berbahaya. Gurah vagina dengan cara memberikan minuman tertentu lalu dipijat
itu tidak akan berpengaruh terhadap vagina.
Bahkan Terapi dengan cara memasukan cairan asam kedalam
vagina, juga tidak berbahaya, karena asam dapat menetralisir dan melindungi
wanita dari infeksi jamur dan bakteri. Namun bila tidak memasukan cairan asam,
efeknya akan menimbulkan bakteri yang dapat mengakibatkan keputihan.
Yang patut dicermati, cairan asamnya sendiri harus betul-betul
didapat melaui resep dokter alias dalam pengawasan dokter ahli, lantaran kadar
asamnya harus sesuai dengan lingkungan dalam vagina.
Sementara gurah vagina akan berbahaya jika proses terapinya
sebatas memasukan cairan tanpa zat asam atau ramuan tradisional kedalam vagina.
Akan berbahaya lagi bila kondisi vagina pasien sebelumnya telah terinfeksi.
Sebab dampak dari penguapannya bisa mendorong kuman masuk
kedalam rahim. Apalagi Vagina, rahim dan saluran telur saling berkaitan satu
sama lainnya.
Sementara itu seksolog Naek L. Tobing kepada Exo Rabu
(12/11), mengatakan bahwa gurah vagina yang belakangan marak telah menjadi
salah tafsir. Menurutnya gurah vagina itu dalam sejarahnya memang ada.
“Ada
logikanya atau ada sejarahnya. Kemarin saya bertemu dengan Slamet Raharjo yang
mengatakan bahwa kalau di Jawa ada obat-obat tradisional untuk mencuci vagina
supaya bersih itu memang ada. Seberapa jauh hasilnya, itu yang belum diketahui.
Apakah gurah vagina yang di iklankan itu sama dengan pengobatan tradisional membersihkan
vagina wanita di jawa, saya sendiri juga tidak tahu,” terang Naek L Tobing.
Sementara gurah vagina dengan janji mampu mengencangkan otot
vagina atau membuat vagina sempit hanyalah janji-janji muluk yang sebenarnya
keliru. “Itu nggak benar. Pengobatan yang di jawa itu konon hanya membersihkan
saja. Nggak ada untuk mengencangkan otot. Sebab ada cara khusus. Bahkan dengan
menggunakan semacam tongkat (TGV-red), itu juga nggak benar. Pakailah ‘tongkat’
(penis-red) lantaran justru itulah yang bisa melatih vagina supaya bisa
mencengkram,” paparnya sambil tersenyum
Dikatakan bahwa sebenarnya bukan otot vagina yang
diperkencang, tapi cairannya dalam vagina yang dikurangi. Yakni bisa lewat jamu
atau obat-obatan. Namun demikian masalah ini juga patut dicermati tentang efek
samping yang bakal dimunculkan.
Dalam hal ini Naek L Tobing menghimbau agar masyarakat lebih
jeli menilai mana yang normal dan mana yang tidak normal. Mana yang baik dan
mana yang tidak. Selanjutnya memperbaiki yang kurang baik, dengan demikian
diharapkan banyak orang tidak mudah tertipu, tidak kecolongan dan tidak
termakan janji-janji yang banyak diiklankan namun tidak ada hasil nyata yang
dimunculkan. Dengan demikian, kemungkinan beragam penyakit dapat terhindari.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar