Rabu, 15 April 2020

Proses Serangan Pada Anak-anak



FAKTA KEMBALI  BICARA
Seorang anak perempuan usia 7 tahun di RS rujukan di Medan yang terinfeksi Covid-19. Hasil rontgen 2 hari berturut-turut: hanya selang sehari sudah langsung terjadi pneumonia (terkumpulnya cairan) di kedua paru-paru (bilateral, gambar kanan).
Setelah dirawat akhirnya harus masuk IGD jam 11.30 dengan gejala sesak nafas berat, dipasang ventilator, namun akhirnya "pergi" jam 18.30 😢😢😢.

Dicuplik dari status Moh. Ramadhani Soeroso, dokter spesialis Paru-paru.

Jadi kata siapa anak-anak KEBAL Covid-19?
Empat mantra mencegah anak-anak kita mengalami hal di atas:
1. STAY @HOME.
2.. Cuci tangan dengan air sabun lebih sering.
3. Social distance, minimal 1 meter dengan orang/anak orang lain
4. Kenakan masker kain jika berada di luar rumah.

Senin, 13 April 2020

Mengenali Gejala Infeksi Covid19









Penatalaksanaan Covid19









Penatalaksanaan Covid19
Dan
Nutrisi Imunitas

Berikut ini, materi Webinar Integrative Approach for COVID-19 Management  yang diselenggarakan oleh PDPOTJI pada Kamis, 2 April 2020 dengan menampilkan empat pembicara. Anda ingin tahu bahasan lengkapnya? Simak ringkasannya.

Kali ini, kami menyajikan ringkasan makalah: dr. Irandi Putra Pratomo, Ph.D., Sp.P, FAPSR, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RSUI, Bioinformatics Core Facilities, IMERI FKUI, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dengan tema: "COVID-19: Rangkuman Sejauh Ini" dan dr. Annta Kern Nugrohowati, MSi, SpGK, dengan tema: "Peran Nutrisi Pada Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Covid 19."

Berita Terkait: Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Covid-19

dr. Irandi Putra Pratomo, Ph.D., Sp.P, FAPSR:

Gejala dan Temuan Klinis COVID-19. COVID-19 Signs and Symptomps: Respiratory, Circulatory, Digestive, Excretory, Systemic. Gejala-gejala umum: Masa inkubasi ± 5,1 hari, Batuk 68%, Suhu tubuh ˃37,5 C (44% saat admission 895 selama perawatan), Letih/lemah (38%), Batuk disertai dahak (34%), Sesak Napas (19%), Sakit Tenggorokan (19%), Pilek/mampet (5%).

Temuan klinis lainnya: Gambaran radiologis toraks pneumonia/ARDS (59,45%), Perburukan radiologis toraks, berdasarkan CT (14%), Limfositopenia (83%). Gejala dan Temuan Klinis COVID-19. Faktor risiko klinis berat: Usia 50 tahun, Laki-laki, Penyakit penyerta: diabetes, penyakit kardiovaskular, penyakit paru kronik, kanker, obesitas.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI): Strategi Utama, Triage, deteksi dini dan source control (isolasi), Terapkan kewaspadaan standar, Terapkan kewaspadaan transmisi, Terapkan kewaspadaan pengendalian administrative, Terapkan kewaspadaan pengendalian lingkungan, Perhatikan alur, lokasi/penempatan, Suatu system untuk asses seluruh pasien di admission, Mampu mengenali secara dini pasien kemungkinan COVID-19 dan mengisolasi di tempat terpisah dari pasien lain, Petugas harus aware dan terlatih, Triage yang memadai.

Kewaspadaan Standar: Kebersihan/higienitas tangan, Alat Pelindung Diri (APD): sarung tangan, masker, google, face shield, gaun, sepatu boot, Peralatan perawat pasien, Kesehatan lingkungan, Pengolahan limbah, Penatalaksaaan linen, Perlindungan Kesehatan petugas, Penempatan pasien, Higenitas respirasi/etiket batuk dan bersin, Praktek menyuntik yang aman, Praktek lumbal fungsi yang aman.

Higienitas Tangan: Membersihkan tangan dengan sabun antiseptic atau handrub berbasis alcohol, Pakailah air dan sabun ada kotoran, Pemakaian sarung tangan tidak menggantikan kebersihan tangan, Lakukan kebersihan tangansetelah melepas sarung tangan dan APD, Enam Langkah kebersihan tangan.

Aplikasi 5 MOMENTS (2 Sebelum, 3 Sesudah): Sebelum menyentuh pasien, Sebelum tindakan aseptik, Stelah terpajan cairan tubuh berisiko, Setelah menyentuh pasien, Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien.

Bila perlu kontak dekat jarak 1 m, atau memasuki ruang pasien: Sarung tangan, Gaun atau cover all, Google atau pelindung wajah, Masker N 95 dengan fit test-standar NIOSH, Penutup kepala, Sepatu boot atau shoe cover, Saat keluar dari kamar pasen APD dilepas Pasien berbeda set APD baru.

Peralatan perawatan pasien: Pealatan pasien tersendiri dan sebaiknya sekali pakai (stetoskop, thermometer, pengukur tekanan darah, pulse oximetry), Peralatan yang dipakai Bersama, lakukan disinfeksi dengan etil-alkohol 70% atau sesuai kebijakan RS dan rekomendasi pabrik

Penempatan pasien: Tempatkan pasien pada raung isolasi tekanan negative (air change per hour 12 X), Bila tidak ada ruang tersendiri ventilasi baik, pintu tertutup, airflow 160 L/hari, Bila ada ruangan tersendiri lakukan kohorting dengan pemisahan jarak 1,2 meter, Batasi pergerakan pasien dari ruang isolasi foto tooraks, USG & EKS diusahakan portable.

Transportasi pasien: Pasien masker bedah, Minimalkan pajanan kepada staf, pasien lain dan pengunjung perhatikan rute perpindahan, Persiapkan area penerimaan pasien sebelum pasien tiba, Petugas medis yang membawa pasien APD dan lakukan kebersihan tangan setelahnya.

Perlindungan petugas Kesehatan: Gizi yang adekuat, Evaluasi petugas kesehtan yang terpajan, Sakit, hamil tidak diizinkan bertugas diruang isolasi , Petugas dilarang menyentuh mata, hidung dan mulut dengan sarung tangan tercemar, Strict nursing barrier, Minimum jumlah petugas sesuai standar perawatan, Catat semua petugas yang masuk ke ruang pasien.

Etiket Batuk yang perlu anda lakukan saat batuk atau bersin: Gunakan masker, Tutup hidung dan mulut Anda dengan menggunakan lengan Anda, Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau saputangan, Segera buang tisu yang sudah dipakai, Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.

Definitif & Preventif. 1.Saat ini belum ada terapi definitif untuk COVID-19, 2.Saat ini belum ada vaksin untuk SARS-COV-2. Rangkuman tatalaksana COVID-19 di Indonesia saat ini (berbagai sumber): 1. Vitamin C dosis tinggi (50-20 mg/kgBB, maksimal 16 g), 2. AZM 1 x 500 mg atau LVX 1 x 750 mg, 3. OTV 2 x 75 mg PO, 4. HCQ 2 x 400 mg (hari 1) lanjut 2 x 200 mg atau klorokuin eqv, 5. Tocilizumab IV ˂800 mg per bulan, 6. Imunomodulator.

Belum ada VAKSIN ataupun OBAT untuk infeksi Covid-19. Supportive Care menjadi alternatif untuk membantu terapi pasien Covid-19. Penanganan Covid-19: Multidisiplin, Medis, Nutrisi, Keperawatan, Fisiologi, Terapi.

dr. Annta Kern Nugrohowati, MSi, SpGK,:

Nutrisi untuk Mempertahankan Imunitas Tubuh. Gizi Seimbang: Makro dan mikronutrien, Energi, Karbohidrat kompleks (Protein), Hewani dan Nabati (160gr/hari), Sayur dan buah, Sayur 2,5 cup (375 gr)/hari, Buah 2 cup (300gr /hari)

Mikronutrien dan imunitas. Kelompok Risiko Defisiensi Mikronutrien: Anak-anak, Ibu Hamil, Lansia, Perokok, Diabetes, Obesitas. Dosis Mikronutrien untuk Menurunkan Risiko Infeksi: Vit A 50000-200000 IU, Vit D 300-3500 IU/hari, Zinc 5-50 mg/hari, Vit C 300-2000 mg/hri

Probiotik. Pemberian probiotik akan memberikan manfaat untuk mencegah terjadinya infeksi akut saluran pernapasan. Strain yang digunakan paling banyak adalah Lactobacillus dan Bifidobacteria.

Anti Inflamasi. Sumber omega 3 (Ikan, Telur, Alpukat), Sayur dan buah (sayur 2,5 cup atau 375 gram per hari, buah 2 cup atau 300 gram per hari), Whole grain (beras merah,coklat, oatmeal, gandum utuh, quinoa). Batasi asupan karbohidrat sederhana (gula,sirup,madu), Cukupi kebutuhan cairan 30 ml/kgBB (menyesuaikan klinis), Cukup istirahat (7-9 jam/hari).

Dukungan Nutrisi Pasien Covid-19 di RS: Peningkatan risiko kekurangan nutrisi, Pemenuhan asupan nutrisi per oral lebih diutamakan(small and frequent meal), Kebutuhan energi 25-30 kkal/kgBB, Kebutuhan protein 1,2 - 2 gr/kgBB, Cairan 30 ml/kgBB (sesuai klinis).

Nutrisi Pasien Critically Covid-19: Early enteral feeding (24-36 jam)setelah admisi, Early enteral feeding (12 jam) pada pasien terintubasi/dengan ventilator, Formula yang dipilih adalah polimerik (kandungan protein >20%), Pemberian formula enteral adalah secara kontinyu bukan bolus, Vitamin C dosis tinggi (pasien rawat inap) 50 mg/kg BB setiap 6 jam selama 4 hari pemberian secara intravena, menekan ekspresi inflamasi, memperbaiki epitel sel. Sumbet Redaksi JamuDigital.

Selasa, 07 April 2020

Sekilas Rapid Tes



Tes ini ditujukan agar pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan Virus Corona dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin bertambah.
Rapid Test adalah tes cepat yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bukan untuk diagnose, melainkan untuk mengukur antibody yang ada di dalam tubuh seseorang berbasis respon imunologi. Tes ini akan menggunakan darah, bukan menggunakan cairan/lendir di tenggorokan atau kerongkongan. Berikut ini adalah cara membaca hasil dari tes cepat (Rapid Test):
Jika kamu positif:
  • Bisa dipastikan bahwa tubuhmu pernah terinfeksi atau sedang terinfeksi oleh virus, karena itu terdapat antibody di system kekebalan tubuhmu.
  • Selanjutnya akan dituntun untuk melakukan pemeriksaan antigen dengan menggunakan Real Time PCR dengan metode swab test (pengambilan cairan/lendir di tenggorokan atau kerongkongan).
Jika kamu negatif:
  • Belum ada jaminan bahwa kamu tidak terinfeksi virus, bisa saja sudah terinfeksi tetpi antibodinya belum terbentuk, karena pembentukan antibosi butuh waktu sampai dengan 6 atau 7 hari.
  • Jika kamu negatif tanpa keluhan, selanjutnya disarankan untuk jaga jarak, jika ada keluhan maka akan disarankan karantina diri dan melakukan tes 7 hari berikutnya.
  • Setelah 7 hari dilakukan pemerikasaan kedua dan masih tetap negatif, maka kamu diyakini sedang tidak terinfeksi.
  • Namun harus tetap waspada, kalau kamu tidak menjaga diri dengan baik dan mengabaikan physical distancing, bisa saja jadi tertular.
Orang-orang yang diprioritaskan untuk melakukan tes cepat (Rapid Test):
  1. Orang yang telah kontak dekat dengan pasien positif, baik yang dirawat di RS maupun yang mengisolasi diri di rumah.
  2. Tenaga Kesehatan. (Sumber Berita: Infografis Kemenkes dan BNPB terkait Tes Cepat atau Rapid Test). Redaksi JamuDigital.Com.